Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti berbagai tantangan dalam pertumbuhan ekonomi di tahun 2025. Tantangan-tantangan ini harus diantisipasi dengan bijak oleh semua pihak, termasuk otoritas pasar modal. Aditya Jayaantara, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, mengungkapkan bahwa tahun 2025 akan diwarnai oleh tren inflasi, suku bunga bank sentral, ketegangan geopolitik, serta kebijakan ekonomi proteksionis dari Amerika Serikat.
“Kita harus siap menghadapi tantangan mulai dari tren inflasi, pertumbuhan PDB global, suku bunga bank sentral, hingga tensi geopolitik yang masih tinggi, dan kecenderungan arah kebijakan ekonomi dari Uncle Sam yang sedikit proteksionis,” ujar Aditya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024.
Meskipun demikian, Aditya menegaskan bahwa ketidakpastian pasar global tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga negara lainnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri masih terbilang stabil dengan pertumbuhan sebesar 4,95% secara tahunan. Hingga kuartal III tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.
“Perekonomian nasional kita masih cukup positif dan stabil. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke-3 tahun 2024 terbilang positif,” jelasnya.
Aditya juga menyoroti resiliensi pasar modal Indonesia yang positif di tengah tantangan global tahun 2024. Ia mengakui bahwa fundamental pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) tahun ini.
“Kita telah melewati proses pemilihan presiden, legislatif, dan pilkada dengan baik untuk menjaga stabilitas pasar modal kita,” tambahnya.
Dalam hal kinerja pasar modal, Aditya mencatat bahwa IHSG sempat mencapai level terendah di 7.036,57 pada 27 Desember 2024, turun 3,25% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kapitalisasi pasar saham meningkat sebesar 5,05%, mencapai Rp 12.264 triliun pada 27 Desember 2024.
Selain itu, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga mengalami kenaikan sebesar 4,74%. ICBI mencapai 392,36 pada 27 Desember 2024 dari 374,61 pada 29 Desember 2023. Meskipun IHSG sempat mencapai angka tertinggi sepanjang tahun di 7.905 pada 19 September 2024, Aditya menekankan bahwa IHSG cenderung bergerak dinamis sepanjang tahun 2024.
“Meskipun ada tantangan, IHSG berhasil mencapai all time high tahun ini. Indeks pasar modal kita bergerak dinamis sepanjang tahun 2024,” tutup Aditya.
Dengan demikian, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang positif di tengah gejolak global, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil. Semoga Indonesia tetap mampu menghadapi tantangan-tantangan di masa depan dengan bijak dan berhasil meraih pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.