Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah memberikan komentarnya mengenai penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Oktober 2024, yang mencapai level 49,2. Menurut Airlangga, sektor manufaktur masih berada di bawah angka 50, yang menunjukkan adanya kontraksi atau penurunan aktivitas, karena daya beli masyarakat yang mempengaruhi permintaan.
Airlangga menjelaskan bahwa pelemahan konsumen di dalam negeri telah menyebabkan penurunan permintaan, yang kemudian meningkatkan stok barang dan menurunkan produksi barang baru. Dia berharap agar kondisi daya beli masyarakat segera pulih sehingga permintaan dapat meningkat dan pabrik serta industri dapat terus melakukan produksi.
Pemerintah juga terus berupaya untuk mengoptimalkan potensi baik dari pasar domestik maupun pasar ekspor agar barang-barang tersebut dapat terserap dengan baik. Airlangga optimis bahwa jika konsumsi dapat pulih, industri juga akan mendapat dorongan untuk meningkatkan produksinya.
Pernyataan Airlangga tersebut sejalan dengan informasi terbaru dari S&P Global yang menyebutkan bahwa operasional manufaktur Indonesia masih mengalami penurunan dari segi produksi, permintaan baru, dan ketenagakerjaan. Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh ketidakpastian geopolitik yang membuat aktivitas pasar kurang bergairah.
Selain itu, data inflasi juga mencatatkan adanya peningkatan setelah beberapa bulan mengalami deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi secara tahunan mencapai 1,71% dan secara bulanan sebesar 0,08%. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi terbesar secara bulanan, dengan emas perhiasan sebagai komoditas utama.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan, dengan beras, SKM, kopi bubuk, minyak goreng, dan bawang merah sebagai komoditas utama. Semua ini menunjukkan adanya tekanan inflasi yang harus diwaspadai.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan yang ada. Dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan mengoptimalkan produksi di sektor manufaktur, diharapkan ekonomi Indonesia dapat pulih dan berkembang lebih baik di masa depan.