Harga batu bara dunia turun dalam perdagangan kemarin karena China menambah kapasitas energi terbarukan. Energi terbarukan akan menggantikan batu bara di masa depan, mengurangi permintaan batu bara. Meskipun China adalah pengguna batu bara terbesar di dunia, negara ini telah meningkatkan investasi dalam energi terbarukan dalam beberapa tahun terakhir.
Harga batu bara global acuan New Castle untuk kontrak Juli 2024 turun menjadi US$140,05 per ton, penurunan sebesar 4,65%. China telah memasang hampir 350 gigawatt kapasitas energi terbarukan baru pada tahun 2023, lebih dari separuh dari total kapasitas global. Jika negara-negara Asia lain tidak segera meningkatkan penerapan energi terbarukan, mereka akan kesulitan mencapai target iklim tahun 2030.
Implementasi energi terbarukan di Asia, terutama China, mendorong pertumbuhan kapasitas energi terbarukan secara signifikan. China berencana memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan surya sebesar 1.200 GW pada tahun 2030, namun IEA melaporkan bahwa mereka hampir mencapai target tersebut sebelum waktunya. China berpotensi melampaui target ini jika terus mempertahankan laju pemasangan energi terbarukan.
Meskipun China memimpin dalam penerapan energi terbarukan, negara-negara Asia lainnya juga perlu meningkatkan upaya mereka. Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa Asia-Pasifik memiliki rencana untuk menghasilkan hampir 1.200 GW energi terbarukan pada tahun 2030, dua kali lipat dari target saat ini. Namun, apakah hal ini cukup ambisius bagi kawasan ini untuk mencapai tujuan iklim masih menjadi pertanyaan.
India memimpin dalam rencana penambahan energi terbarukan, dengan target 500 GW bahan bakar non-fosil pada tahun 2030. Sementara itu, anggota ASEAN, seperti Vietnam, Indonesia, dan Filipina, juga memiliki ambisi besar dalam mengembangkan energi terbarukan.
Meskipun China tetap menjadi pemimpin dalam penerapan energi terbarukan, peluang besar ada di Asia lainnya. Negara-negara di kawasan ini mulai mengadopsi energi terbarukan, sehingga memberikan harapan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, upaya bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca harus dilakukan oleh semua negara, agar tujuan iklim global dapat tercapai dengan maksimal.
Dengan adanya peningkatan kapasitas energi terbarukan di Asia, harapan untuk mencapai target iklim tahun 2030 semakin memungkinkan. Semua negara di kawasan ini perlu bekerja sama dan terus meningkatkan penerapan energi terbarukan agar bisa meredam dampak perubahan iklim di masa depan. Menjadi penting untuk memastikan bahwa energi terbarukan dapat menjadi sumber utama energi di masa depan, mengurangi ketergantungan pada batu bara dan bahan bakar fosil lainnya.