Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak siap jual atau (lifting) nasional. Target lifting minyak sebesar 605.000 barel per hari pada tahun 2025 diharapkan dapat tercapai. Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan SKK Migas untuk mengoptimalkan produksi migas demi mencapai target dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program reaktivasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle. Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina telah melakukan pembahasan teknis terkait strategi reaktivasi sumur dan lapangan idle. Lapangan dan sumur yang tadinya tidak aktif akan menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri atau bekerja sama dengan mitra.
Dalam kerja sama dengan mitra, pemerintah akan mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerja sama antara Pertamina dengan mitra menjadi lebih menarik dan bisa dieksekusi lebih cepat untuk meningkatkan produksi secepat mungkin. Selain itu, intervensi teknologi juga menjadi salah satu langkah yang diambil. Perusahaan migas China (Sinopec) akan membawa teknologi peningkatan produksi ke 5 lapangan Pertamina.
Kementerian ESDM juga akan mendorong proyek minyak baru untuk segera berproduksi dan akan mendukung penuh peningkatan produksi dari proyek baru maupun dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar. Beberapa kebijakan baru, seperti Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split, diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi migas secara positif.
Insentif hulu migas yang disiapkan oleh Kementerian ESDM akan membantu memperbaiki keekonomian kontraktor agar lebih optimal. Lelang blok migas baru juga menjadi lebih menarik dengan bagi hasil migas untuk kontraktor yang kini mencapai 50%. Terkait strategi jangka menengah, eksplorasi migas masih menjadi fokus utama, dengan beberapa blok migas yang sudah selesai evaluasi dan siap diumumkan.
Komisi VII DPR RI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah menyepakati asumsi dasar RAPBN Tahun Anggaran 2025, termasuk terkait lifting minyak. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman, menjelaskan bahwa Lifting Minyak dan Gas Bumi pada RAPBN 2025 disepakati sebesar 1.610 ribu barel setara minyak per hari. Angka tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 605 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.005 ribu BOEPD.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil oleh Kementerian ESDM, diharapkan produksi minyak nasional dapat meningkat dan iklim investasi migas menjadi lebih menarik. Pemerintah terus bergerak dan terbuka untuk upaya optimalisasi produksi demi mendukung pertumbuhan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia.